Rabu, 30 April 2014

MAKALAH K3 "Pengaruh Sift Kerja Terhadap Karyawan Pabrik



MAKALAH


KESELAMATAN dan KESEHATAN KERJA (K3)
 
PENGARUH SIFT KERJA TERHADAP KARYAWAN PABRIK
 

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( K3 )

Yang Dibina Oleh Drs. Ir. Moeadi, M. Kes.
           


  Oleh

Eliyawati         PTE Off A (120534400687)









 





JURUSAN ELEKTRO

S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

NOPEMBER 2012








KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan makalah ini. Dalam makalah ini, saya mengangkat judul “ Pengaruh Shift Kerja Terhadap Karyawan Pabrik” karena kasus tersebut memang sangat penting untuk dikaji ulang perbaikan sistemnya.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca sekalian sangat saya harapkan. Semoga makalah ini dapat menjadi nilai tambah bagi proses perkuliahan mata kuliah Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( K3 ) Universitas Negeri Malang.
Teriring rasa hormat dan ucapan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( K3 ). Semoga makalah yang sederhana ini dapat dinilai sebagai amalan sholih di sisi Allah SWT.








Malang, November  2012

Eliyawati





DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR.............................................................................................1
DAFTAR ISI............................................................................................................2
        

         1. Latar Belakang ............................................................................................3
         2. Pembahasan

                          Pengaruh Shift Kerja Terhadap Karyawan......................................4
3             3. Kesimpulan...................................................................................................8
4              4. Daftar Rujukan..............................................................................................9


Latar Belakang
Pabrik – pabrik besar memiliki jumlah karyawan yang banyak dan dalam pabrik tersebut ada berbagai macam bidang pekerjaan. Tentu manajemen pabrik membuat jadwal pekerja menjadi jadwal shift. Sistem sift kerja mebawa dampak negativ bagi para karyawan tersebut. Para karyawan pabrik yang bekerja pada shift malam memiliki kecenderungan untuk mendapatkan stress dan berikutnya akan menderita kelelahan sebagai gejala klinik. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan strategi yang efektif dari kebijakan untuk menekankan penurunan pengaruh penerapan shift kerja menjadi risiko kelelahan. Berdasarkan hasil bahwa jumlah rata-rata dari waktu reaktif untuk tenaga kerja shift pagi adalah 0,97detik.

Sedangkan untuk tenaga kerja shift malam adalah 1,18 detik. Jumlah rata-rata tekanan sistol darah untuk tenaga kerja shift pagi adalah 119,22 cm Hg, sedangkan untuk tenaga kerja shift malam adalah 127.61 cm Hg . Jumlah rata-rata tekanan diastole darah untuk tenaga kerja shift pagi adalah 77,44 cm Hg, sedangkan untuk tenaga kerja shift malam adalah 82,16 cm Hg. Jumlah rata-rata denyut nadi jantung bagi tenaga kerja shift pagi adalah 73,93, sedangkan untuk tenaga kerja shift malam adalah 76,18. Berdasarkan hasil pemeriksaan statistik bahwa ada pengaruh yang signifikan terhadap kelelahan (p = 0,000), berarti ada hubungan yang signifikan antara shift kerja dan kelelahan penyebab stres (p = 0,000). Karena itu, sebagai usul dan untuk mengantisipasi penurunan kelelahan, penting untuk melakukan perbaikan dan evaluasi tentang aturan shift kerja dalam suatu pabrik maupun perusahaan sehingga tenaga kerja shift malam dapat bekerja dalam kondisi aman dan beristirahat dengan baik setelah bekerja.

PEMBAHASAN
Pengaruh Shift Kerja Terhadap Karyawan
Sistem kerja yang dterapkan pabrik – pabrik dengan shift kerja memiliki pengaruh yang perlu diperhatikan. Akibat dari shift kerja tersebut adalah pekerja menderita kelelahan akibat pengaruh shift kerja yang dapat berakibat terjadi kecelakaan kerja. Kelelahan bersifat subjektif akibat shift kerja, yaitu tidak dapat tidur siang, selera menurun, gangguan pencernaan, nyeri lambung dan lain sebagainya, yang diakibatkan oleh kondisi kesehatan yang kurang baik akibat shift  kerja. Menurut beberapa penelitian bahwa shift malam lebih berdampak negativ daripada shift pagi, karena pola siklus hidup manusia pada malam hari umumnya digunakan untuk istirahat. Namun karena bekerja pada shift malam maka tubuh dipaksa untuk mengikutinya. Hal ini relatif cenderung mengakibatkan terjadinya kesalahan kerja, kecelakaan kerja dan absentism.
           
Pulat (1992) mengatakan bahwa dampak shift kerja malam terutama gangguan irama tubuh yang menyebabkan penurunan kewaspadaan, gangguan fisiologis dan psikologis berupa kurang konsentrasi, nafsu makan menurun, penyakit jantung, tekanan darah, stress dan gangguan gastrointestinal yang dapat meningkatkan resiko terjadi kecelakaan kerja.
Shift kerja malam perlu mendapatkan perhatian karena irama faal manusia terganggu, metabolisme tubuh tidak dapat beradaptasi, kelelahan, kurang tidur, alat pencernaan kurang berfungsi normal, sehingga timbul reaksi psikologis dan pengaruh yang kumulatif. Banyak pabrik ataupun instansi yang memberlakukan pola kerja dua shift ( 12 jam pershift) dengan tujuan untuk efisiensi tenaga kerja dan upah serta memberikan upah lembur yang tinggi.
Bagi seorang pekerja bekerja di atas delapan jam per hari selama seminggu terus menerus jika ditinjau dari segi keselamatan dan kesehatan kerja akan memberikan masalah terutama bagi pekerja yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan lama jam kerja yang dijalaninya. Pola jam kerja yang diterapkan, misal sistem jam kerja non shift dan sistem kerja shift yang terdiri dari shift I (shift pagi) dan shift II (shift malam). Gambaran bahwa pekerja bekerja selama seminggu tanpa ada istirahat seharipun, yang berpotensi menyebabkan kelelahan. Akibat pemberlakuan jam kerja berlebih tersebut perusahaan memberikan upah lembur.
Selain masalah pemberlakuan dua shift kerja dengan waktu kerja berlebihan, juga sering ditemui fasilitas kerja yang tidak ergonomis, misal pada saat sikap kerja duduk membungkuk dan jongkok. Kondisi yang tidak ergonomis tersebut dalam melakukan pekerjaan berpotensi terjadi kelelahan yang dapat berakibat kecelakaan. Misalnya beberapa kecelakaan yang pernah terjadi di pabrik kelapa sawit : terkena semburan steam mesin rebusan, terpeleset, jatuh dari atap pabrik dan tangga.
Pelaksanaan shift kerja yang tidak baik menimbulkan kelelahan kerja yang harus dikendalikan sebaik mungkin mengingat kelelahan dapat menimbulkan kecelakaan kerja, selain itu dapat mempengaruhi produktivitas kerja. Sebagian besar kecelakaan kerja ada kaitannya dengan kelelahan kerja, sehingga pengusaha harus mengupayakan pengendalian kelelahan kerja bersama pekerja secara berkesinambungan. Penyebab kelelahan kerja antara lain: pengaturan shift yang terlalu panjang dan tidak tepat, intensitas dan durasi suatu pekerjaan dilaksanakan yang terlalu tinggi, disain pekerjaan tidak tepat, lingkungan kerja yang tidak nyaman, cara kerja yang tidak efektif (ergonomis) dan adanya stres.
Untuk memperbaiki kondisi tersebut dapat dilakukan perbaikan pada sisitem shift kerja dengan cara lama shift tidak terlalu panjang dan penyiapan yang baik sebelum tugas malam dengan memperhatikan kondisi kerja, agar penyakit akibat kerja dan kecelakaan kerja menurun, tetapi kinerja tinggi. Karena jika kondisi yang negativ tersebut dibiarkan tanpa adanya perbaikan akan dapat mempengaruhi pruduktivitas kerja. Apabila tingkat produktivitas seorang tenaga kerja terganggu disebabkan oleh faktor kelelahan fisik maupun psikis maka akan memengaruhi perusahaan tersebut.
Dengan adanya shift pagi dan shift malam, memiliki pengaruh terhadap produktivitas kerja. Dalam hal ini, untuk shift pagi terlihat produktivitasnya lebih besar dibandingkan dengan produktivitas shift malam. Panjang waktu kerja untuk shift pagi maupun shift malam sama-sama 12 jam per shift. Namun karena kondisi pekerja dan circadian ritme bekerja pada shift malam berbeda dengan shift pagi, maka kualitas produktivitasnya juga berbeda.
Hal ini disebabkan karena pola siklus hidup manusia pada malam hari umumnya digunakan untuk istirahat. Namun karena bekerja shift malam maka tubuh dipaksa untuk mengikutinya. Hal ini relatif cenderung mengakibatkan terjadinya kesalahan bekerja. Akibat dari ini pekerja akan mengalami kelelahan pada shift malam yang ditimbulkan. Di samping dipengarugi oleh faktor-faktor lain yang menimbulkan kelelahan seperti stress fisik akibat kekurangan tidur pada malam hari.
Pada shift malam pekerja akan mengalami kelelahan yang cukup besar, hal ini dikarenakan selain jam kerja yang sangat lama yaitu selama 12 jam juga diakibatkan oleh perbedaan kebiasaan tubuh (ritme tubuh) yang seharusnya beristirahat pada malam hari, tetapi dijadikan bekerja. Pada kondisi ini akan menimbulkan stress fisik yang diakibatkan kekurangan tidur malam hari, sehingga dapat menambah faktor kelelahan dan menurunkan produktivitas pekerja shift malam.
Perusahaan harus benar-benar memahami konsekwensi penerapan shift kerja, yang mana terdapat perbedaan kondisi kerja pada shift pagi dan malam. Resiko kerjapun berbeda pada masing-masing shift tersebut. Pekerja yang bekerja pada shift malam tentu lebih mudah merasa lelah dan mengantuk, karena pekerja sudah terbiasa bekerja di shift pagi akan mempunyai pola kantuk dan tidur tertentu, yang tentu butuh penyesuaian jika harus berganti ke shift malam. Hal yang sama berlaku sebaliknya. Kelelahan ini dapat menyebabkan kesulitan konsentrasi dalam bekerja, meningkatkan resiko kesalahan (human error), berdampak kepada kualitas kerja dan kecepatan kerja, dan akhirnya kecelakaan kerja. Pengaturan shift kerja ini merupakan salah satu isu utama dalam ergonomi.
Untuk menghilangkan berbagai potensi yang dapat menimbulkan kelelahan pekerja yang merupakan reaksi psikologis akibat pola shift kerja maka
dibutuhkan pengkajian yang lebih seksama sehingga berbagai dampak negatif yang akan timbul sedini mungkin dapat dicegah. Dari hasil kajian diharapkan suatu rekomendasi bagi pekerja, pemerintah dan perusahaan khususnya dalam perbaikan shift kerja. Oleh karena itu para petinggi perusahaan atau pabrik diharapkan agar tidak acuh tentang masalah tersebut.
 
Kesimpulan
Sistem shift kerja dapat mempengaruhi produktivitas kerja. Produktivitas pekerja shift pagi lebih tinggi dari pada shift malam, hal ini disebabkan circadian ritme meningkat pada siang hari dan menurun pada malam hari. Untuk mengurangi tingkat kelelahan pekerja pihak perusahaan dapat melakukan beberapa hal seperti: a). memberikan perhatian dalam hal pemberian gizi yang seimbang terutama untuk shift malam,b). melakukan sistem rotasi cepat terutama untuk shift malam, c) mengatur jam shift kerja sesuai dengan jam kerja normal per shift sesuai UU No. 13 tahun 2003, d)melakukan perbaikan lingkungan kerja agar lebih kondusif dan nyaman dalam meningkatkan prestasi.

DAFTAR RUJUKAN 
Kimberly Febriana Kodrat: Pengaruh Shift Kerja terhadap Kelelahan Pekerja Pabrik Kelapa Sawit.













  



 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar